Laman

Monday 23 May 2011

Makalah Tentang Gaya Belajar

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pernahkah kita mencari tahu, mengapa ada anak yang bisa duduk diam dan ada pula anak-anak yang tak pernah berhenti bergerak; ada anak yang suka mendengarkan cerita tapi ada juga yang lebih suka membaca buku atau melihat-lihat gambar.
Selama ini, khususnya
di sekolah formal, hal-hal semacam itu mungkin hanya dijadikan catatan, namun tak membuahkan gagasan untuk menerapkan model belajar yang paling sesuai untuk setiap anak yang berbeda tersebut.
Bagi para pendidik rumahan alias orang tua, mengamati gaya anak-anak dalam beraktivitas tidaklah sulit.Namun tahukah kita bahwa gaya setiap anak dalam beraktivitas adalah cerminan dari gaya belajar mereka. Oleh karena itu, jika kita sudah bisa mendeteksi kecenderungan mereka dalam beraktivitas, hal itu akan sangat membantu kita dalam memilih model belajar paling tepat bagi mereka.
Thomas Amstrong memilah gaya belajar setiap orang menjadi tiga: Visual, Auditori, dan Kinestetik (Haptik). Mereka yang bergaya belajar visual sangat peka dengan gambar dan sesuatu yang menarik indera penglihatan lainnya. Oleh karena itu, anak-anak bertipe visual akan sangat terbantu belajarnya jika kita banyak mempergunakan gambar atau video.
Adapun mereka yang bertipe auditori, akan sangat tertarik dengan stimulasi yang memancing indra pendengaran: mungkin lagu atau musik/irama. Suara mereka biasanya nyaring dan senang berceloteh. Oleh karena itu, sangat baik bagi anak-anak auditori untuk memperoleh bantuan berupa kaset berisi lagu atau kata-kata berirama, dongeng, dan alat-alat stimulasi pendengaran lainnya.
Terakhir adalah gaya belajar kinestetik (haptik). Anak-anak haptik sangat suka bergerak, dan cara mereka belajar memang membutuhkan unsur gerak fisik. Mereka akan tersiksa jika dipaksa untuk duduk diam saat belajar. Namun, gaya belajar yang satu ini memang masih sulit diterima di sekolah formal yang pasti klasikal (terdiri atas banyak anak di dalam kelas). Biasanya, guru yang tidak mengerti akan memberikan label “nakal” atau “pengganggu” pada mereka.

B. Rumusan Masalah
Dalam menyikapi berbagai macam mengenai gaya belajar, tentulah harus ditambah dengan logika dan kebudayaan cara kerja kita, dan yang paling penting dari semua diatas adalah suatu cara kerja otak kita yang mana dalam hal ini kita sebut dengan modalitas belajar.
Secara singkat modalitas belajar adalah, suatu cara bagaimana otak menyerap informasi yang masuk melalui panca indera secara optimal. Menurut Howard Gardner modalitas belajar tersebut dapat dikarakteristik menjadi gaya belajar Auditory, Visual, Reading dan Kinesthetic

















BAB II
Teori Tentang Gaya Belajar

A. Modalitas
Dalam menyikapi berbagai macam mengenai gaya belajar, tentulah harus ditambah dengan logika dan kebudayaan cara kerja kita, dan yang paling penting dari semua diatas adalah suatu cara kerja otak kita yang mana dalam hal ini kita sebut dengan modalitas belajar. Secara singkat modalitas belajar adalah, suatu cara bagaimana otak menyerap informasi yang masuk melalui panca indera secara optimal. Menurut Howard Gardner modalitas belajar tersebut dapat dikarakteristik menjadi gaya belajar Auditory, Visual, Reading dan Kinesthetic
o Auditory

Orang yang memiliki gaya belajar Auditory, belajar dengan mengandalkan pendengaran untuk bisa memahami sekaligus mengingatnya. Karakteristik model belajar ini benar-benar menempatkan pendengaran sebagai alat utama untuk menyerap informasi atau pengetahuan. Artinya, untuk bisa mengingat dan memahami informasi tertentu, yang bersangkutan haruslah mendengarnya lebih dulu. Mereka yang memiliki gaya belajar ini umumnya susah menyerap secara langsung informasi dalam bentuk tulisan, selain memiliki kesulitan menulis ataupun membaca.
Beberapa ciri seorang Auditory antara lain :
 Mampu mengingat dengan baik materi yang didiskusikan dalam kelompok
 Mengenal banyak sekali lagu / iklan TV,
 Suka berbicara.
 Pada umumnya bukanlah pembaca yang baik.
 Kurang dapat mengingat dengan baik apa yang baru saja dibacanya.
 Kurang baik dalam mengerjakan tugas mengarang/menulis.
 Kurang memperhatikan hal-hal baru dalam lingkungan sekitarnya.


o Visual

Orang yang memiliki gaya belajar Visual, belajar dengan menitikberatkan ketajaman penglihatan. Artinya, bukti-bukti konkret harus diperlihatkan terlebih dahulu agar mereka paham. Ciri-ciri orang yang memiliki gaya belajar visual adalah kebutuhan yang tinggi untuk melihat dan menangkap informasi secara visual sebelum mereka memahaminya. Konkretnya, yang bersangkutan lebih mudah menangkap pelajaran lewat materi bergambar. Selain itu, mereka memiliki kepekaan yang kuat terhadap warna, disamping mempunyai pemahaman yang cukup terhadap masalah artistik. Hanya saja biasanya mereka memiliki kendala untuk berdialog secara langsung karena terlalu reaktif terhadap suara, sehingga sulit mengikuti anjuran secara lisan dan sering salah menginterpretasikan kata atau ucapan.

Beberapa karakteristik Visual adalah :
 Senantiasa melihat memperhatikan gerak bibir seseorang yang berbicara kepadanya
 Cenderung menggunakan gerakan tubuh saat mengungkapkan sesuatu
 Kurang menyukai berbicara di depan kelompok, dan kurang menyukai untuk mendengarkan orang lain.
 Biasanya tidak dapat mengingat informasi yang diberikan secara lisan
 Lebih menyukai peragaan daripada penjelasan lisan
 Biasanya orang yang Visual dapat duduk tenang di tengah situasi yang ribut/ramai tanpa merasa terganggu

o Reading

Orang yang memiliki gaya belajar Reading, belajar dengan menitikberatkan pada tulisan atau catatan. Karakteristik ini benar-benar menempatkan bacaan atau tulisan sebagai alat utama untuk menyerap informasi atau pengetahuan. Artinya, untuk bisa mengingat dan memahami informasi tertentu, yang bersangkutan haruslah membaca atau menuliskannya lebih dulu. Mereka yang memiliki gaya belajar ini menyukai hal-hal yang berbau teoritis dan umumnya susah menyerap secara langsung informasi dalam bentuk peragaan atau praktis.

Orang yang memiliki gaya belajar Reading biasanya memiliki karakteristik :
 Suka membaca dan membuat catatan
 Huruf-huruf indah dan tulisan rapi merupakan hal yang sangat berkesan bagi mereka
 Mudah mengingat apa yang mereka baca atau tuliskan

o Kinesthetic

Orang yang memiliki gaya belajar, Kinesthetic mengharuskan individu yang bersangkutan menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar ia bisa mengingatnya. Tentu saja ada beberapa karakteristik model belajar seperti ini yang tak semua orang bisa melakukannya. Karakter pertama adalah menempatkan tangan sebagai alat penerima informasi utama agar bisa terus mengingatnya. Hanya dengan memegangnya saja, seseorang yang memiliki gaya belajar ini bisa menyerap informasi tanpa harus membaca penjelasannya.
Karakter berikutnya dicontohkan sebagai orang yang tak tahan duduk manis berlama-lama mendengarkan penyampaian informasi. Tak heran kalau individu yang memiliki gaya belajar ini merasa bisa belajar lebih baik kalau prosesnya disertai kegiatan fisik. Kelebihannya, mereka memiliki kemampuan mengkoordinasikan sebuah tim disamping kemampuan mengendalikan gerak tubuh (athletic ability). Tak jarang, orang yang cenderung memiliki karakter ini lebih mudah menyerap dan memahami informasi dengan cara menjiplak gambar atau kata untuk kemudian belajar mengucapkannya atau memahami fakta.
Mereka yang memiliki karakteristik-karakteristik di atas dianjurkan untuk belajar melalui pengalaman dengan menggunakan berbagai model peraga, semisal bekerja di lab atau belajar yang membolehkannya bermain. Cara sederhana yang juga bisa ditempuh adalah secara berkala mengalokasikan waktu untuk sejenak beristirahat di tengah waktu belajarnya.Beberapa karakteristiknya adalah
Orang yang memiliki gaya belajar Kinesthetic biasanya memiliki karakteristik :
 Suka menyentuh segala sesuatu yang dijumpainya
 Sulit untuk berdiam diri
 Suka mengerjakan segala sesuatu dengan menggunakan tangan
 Biasanya memiliki koordinasi tubuh yang baik
 Suka menggunakan objek yang nyata sebagai alat bantu belajar
 Mempelajari hal-hal yang abstrak merupakan hal yang sangat sulit
B. Spectrum

Dari segi memandang sesuatu dan bagaimana ia melakukan pengaturan informasi, ada orang yang cenderung memandang sesuatu secara abstrak, dan ada pula yang konkret. Sedangkan dari aspek pengaturan informasi, manusia mengolahnya secara sekuensial (teratur/urut) dan acak (random).

Seorang Profesor di bidang kurikulum dan pengajaran di Universitas Connecticut, Anthony Gregorc, menggabungkan kedua faktor di atas menjadi 4 karakter gaya berpikir seseorang. Tiap orang memiliki salah satu gaya berpikir yang dominan diantara keempat tipe yang ada. Keempat tipe gaya berfikir tersebut adalah : Concrete Sequential (CS), Abstract Random (AR), Abstract Sequential (AS), Concrete Random (CR).
o Concret Sequensial [CS]

Orang dengan tipe ini adalah orang yang cenderung, teratur, dan rapi. Mereka selalu mengerjakan tugas tepat waktu, terencana, dan tidak suka hal-hal yang bersifat mendadak. Selain itu mereka dengan ciri CS tidak senang mengerjakan tugas yang bertumpuk-tumpuk. Biasanya agak perfeksionis sehingga ingin segala sesuatu dikerjakan dengan sempurna dan terencana. Tipe ini cocok untuk jenis pekerjaan yang membutuhkan ketelitian dan kerapian, seperti sekretaris dan bendahara.

Apa yang terbaik bagi mereka?
 Memiliki cara yang mudah dalam menerapkan ide-ide
 Mengorganisir
 Ide cemerlang dapat membuat mereka lebih efisien
 Menghasilkan hasil yang konkret dari ide-ide yang abstrak
 Mampu bekerja tepat waktu dengan baik


Apa yang menjadi karakteristik bagi pemikir Concret Sequensial [CS]?
 Bekerja secara sistematis, langkah demi langkah
 Peduli pada detail
 Memiliki sebuah jadwal untuk dijalani
 Memiliki penafsiran secara logika
 Mengetahui apa yang berguna bagi mereka
 Rutinitas, memotivasi mereka untuk melakukan sesuatu


Apa yang sulit bagi mereka?
 Bekerja secara kelompok
 Bekerja di dalam lingkungan yang tak teratur
 Mengikuti secara tidak lengkap atau petuntuk yang tidak jelas
 Bekerja dengan orang yang tidak memiliki pendirian
 Berhadapan dengan ide-ide yang abstrak
 Menuntut untuk "menggunakan imajinasinya"
 Pertanyaan yang tidak benar atau jawaban yang salah


Apa pertanyaan yang mereka tanyakan ketika belajar?
 Bukti-bukti apa yang saya butuhkan?
 Bagaimana saya melakukannya?
 Kapan itu didapatkan?


Kiat-kiat jitu bagi pemikir Concret Sequensial [CS]:
 Bangunlah kekuatan organisasional Anda
 Cari tahu detail yang Anda perlukan
 Bagilah proyek Anda menjadi beberapa tahapan
 Tatalah lingkungan kerja yang tenang

o Abstract Sequensial [AS]

Biasanya merupakan pemikir yang cerdas dan punya ide-ide yang brilian. Orang ini senang mengetahui dan berpikir tentang apa yang tidak dipikirkan orang lain. Senang membaca membuatnya senang untuk berdiskusi, bahkan berdebat dengan orang lain. Saking senangnya berpikir, kadang mereka lupa bahwa orang di sekitarnya sama sekali tidak paham dengan ide-idenya yang terlalu "tinggi". Lebih menyukai belajar secara individu daripada berkelompok. Mereka sering disebut "konseptor ulung" dan jago menganalisis informasi.


Apa yang terbaik bagi mereka?
 Mengumpulkan banyak informasi sebelum membuat sebuah keputusan
 Menganalisis ide-ide
 Melakukan penelitian
 Menyediakan ide-ide logis yang berurutan
 Menggunakan bukti-bukti untuk membuktikan atau menyangkal teori-teori
 Memberikan bukti-bukti yang diperlukan untuk diselesaikan

Apa yang menjadi karakteristik bagi pemikir Concret Sequensial [CS]?
 Menggunakan contoh yang tepat, sebagai hasil dari penelitian yang akurat
 Belajar lebih dengan mengamati daripada melakukannya
 Alasan yang dapat diterima secara logika
 Bekerja dengan tenang untuk membahas suatu persoalan secara menyeluruh



Apa yang sulit bagi mereka?
 Dituntut untuk bekerja dalam hal sudut pandang yang berbeda
 Memiliki waktu yang terlalu sedikit dalam menyelesaikan suatu persoalan
 Mengulangi tugas yang sama berulang-ulang kali
 Banyak aturan-aturan yang spesifik dan peraturan-peraturan yang lainnya
 pemikiran yang "sentimentil"
 Mengekspresikan emosi mereka
 Menjadi diplomatik ketika meyakinkan orang lain
 Tidak menguasai suatu percakapan


Apa pertanyaan yang mereka tanyakan ketika belajar?
 Bagaimana saya mengetahui kalau hal ini benar?
 Apakah ada kemungkinan-kemungkinan yang belum pernah dipertimbangkan sebelumnya?
 Apa yang kita butuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan ini?


Kiat-kiat jitu bagi pemikir Abstract Sequensial [AS]:
 Latihlah logika Anda
 Suburkan kecerdasan Anda
 Upayakan keteraturan
 Analisislah orang-orang yang berhubungan dengan Anda






o Abstract Random [AR]

Segala sesuatu seringkali dihubungkan dengan perasaan dan emosi, sehingga mereka terkenal sangat sensitif. Semua bisa menjadi menyenangkan jika mood-nya sesuai, tapi menjadi buruk jika mereka sudah tidak lagi memiliki emosi positif terhadap sesuatu. Mudah kehilangan konsentrasi, banyak pertimbangan, dan suka mencoret-coret tanpa arti di buku adalah ciri tipe ini. Mereka juga sangat menjaga hubungan dengan orang lain, tidak senang jika mengalami konflik, dan dikenal "perhatian" di antara orang-orang sekitarnya. Selain itu, mereka juga sangat mudah terpancing emosinya. Istilah kerennya "mudah tersentuh". Ekspresi yang spontan itu mungkin karena kesulitan mereka mengungkapkan sesuatu secara verbal kepada orang lain.


Apa yang terbaik bagi mereka
 Mau mendengarkan orang lain
 Paham akan perasaan dan emosi
 Fokus pada tema dan ide-ide
 Membawa kerukunan pada kelompoknya
 Berhubungan baik dengan orang lain
 Mengenali dan menghargai emosional orang lain


Apa yang menjadi karakteristik bagi pemikir Abstract Random [AR]?
 Belajar sendirian
 Petunjuk yang luas dan umum
 Menjaga hubungan dengan baik
 Semangat dalam berpartisipasi dalam pekerjaan yang mereka yakini
 Memiliki moralitas yang tinggi
 Keputusan-keputusan dibuat berdasarkan perasaannya


Apa yang sulit bagi mereka?
 Memberikan penjelasan
 Berkompetisi
 Bekerja dengan orang yang memiliki kepribadian otoritas/diktator
 Bekerja dalam lingkungan yang membatasinya
 Bekerja dengan orang-orang yang kurang ramah
 Berkonsentrasi pada suatu hal secara serentak
 Memberikan perincian-perincian yang tepat
 Menerima kritikan positif


Apa pertanyaan yang mereka tanyakan ketika belajar?
 Apa ini ada hubungannya dengan saya?
 Bagaimana saya dapat membedakannya?


Kiat-kiat jitu bagi pemikir Abstract Random [AR]:
 Gunakan kemampuan alamiah Anda untuk bekerjasama dengan orang lain

 Bangunlah kekuatan belajar Anda dengan berasosiasi
 Lihatlah gambaran besar
 Waspadalah terhadap waktu
 Gunakan isyarat isyarat visual

o Concret Random [CR]

Sering dianggap sebagai orang yang kreatif karena senang mencoba menyelesaikan sesuatu dengan cara mereka sendiri. Saking asyiknya, mereka cenderung tidak peduli dengan waktu. Terkenal sebagai "Deadliner", karena seringkali mengerjakan sesuatu di batas akhir, meski punya waktu banyak sebelumnya. Tipe ini bisa mengerjakan beberapa pekerjaan di satu waktu, hal yang sangat sulit dilakukan orang dengan tipe CR. Spontanitas dan impulsif menjadi ciri khas tipe ini, karena begitu banyak ide-ide muncul di kepala mereka. Orang tipe CR biasanya cukup dipercaya untuk menjadi pemimpin, meskipun menimbulkan situasi kritis karena sifat "deadliner-nya". Mereka juga senang mencoba-coba sesuatu, bereksperimen, walaupun mungkin banyak orang lain tidak menyenanginya.

Apa yang terbaik bagi mereka?
 Meberikan inspirasi kepada orang lain untuk melakukan sesuatu
 Memiliki banyak pilihan dan solusi
 Memberikan ide-ide yang kreatif
 Membayangkan akan masa depan mereka
 Seringkali menggunakan cara yang berbeda dalam melakukan sesuatu
 Menerima orang-orang yang memiliki banyak perbedaan
 Berpikir dengan cepat dengan usahanya sendiri
 Mampu menanggung resiko


Apa yang menjadi karakteristik bagi pemikir Concret Sequensial [CS]?
 Mengguakan wawasan dan naluri untuk memecahkan permasalahan
 Bekerja dengan memiliki banyak waktu


Apa yang sulit bagi mereka?
 Adanya larangan dan batasan
 Laporan-laporan yang formal
 Rutinitas
 Mengulangi pekerjaan yang telah selesai dikerjakan
 Menyimpan dokumen-dokumen yang terperinci
 Menunjukan bagaimana mereka mendapatkan suatu jawaban
 Memilih hanya satu jawaban
 Tidak adanya pilihan


Apa pertanyaan yang mereka tanyakan ketika belajar?
 Berapa banyak hal ini betul-betul diperlukan?


Kiat-kiat jitu bagi pemikir Concret Random [CR]:
 Gunakan kemampuan divergen Anda
 Siapkan diri Anda untuk memecahkan masalah
 Cermati waktu Anda
 Terimalah kebutuhan Anda untuk berubah
 Carilah dukungan bagi diri Anda
















BAB III
Implementasi gaya belajar dalam praksis pembelajaran
Setiap orang adalah individu yang unik, masing-masing akan melihat dunia dengan "cara"nya sendiri. Meskipun kita melihat satu kejadian pada waktu yang bersamaan, tidak menjamin kita akan sama melaporkan apa yang kita lihat. Hal ini karena setiap orang memiliki cara berfikir dan memahami sesuatu yang berbeda-beda. Seorang peneliti bidang psikologi, Herman Witkin, melalui studi risetnya mengemukakan 2 macam karakteristik gaya belajar yang dimiliki seseorang, yaitu gaya belajar Global dan gaya belajar Analitik.
Memang pada kenyataannya tidak semudah dalam mengelompokan gaya belajar seseorang seperti macam-maca gaya belajar diatas, dan sebenarnya tidak ada orang yang 100% murni. Setiap orang pasti memiliki kombinasi dari gaya belajar tersebut. Namun, biasanya seseorang memiliki kecenderungan untuk lebih dominan pada satu kelompok.

A. Analitik

Orang yang berpikir secara Analitik dalam memandang segala sesuatu cenderung lebih terperinci, spesifik, terorganisasi, dan teratur. Namun kurang bisa memahami masalah secara menyeluruh. Dalam mengerjakan tugas yang dibebankan, seorang Analitik akan mengerjakan tugasnya secara teratur, dari satu tahap ke tahap berikutnya. Mereka memiliki kecenderungan untuk mengerjakan satu tugas dalam satu waktu, dan belum akan mengerjakan tugas lain sebelum tugas pertamanya selesai.

Orang Analitik membutuhkan waktu yang cukup untuk menyelesaikan tugasnya, karena mereka tidak ingin ada satu bagian yang terlewat. Orang yang memiliki cara berpikir secara Analitik seringkali memikirkan sesuatu berdasarkan logika. Selain itu mereka menilai fakta-fakta yang terjadi melebihi perasaannya. Mereka dapat menemukan fakta-fakta namun seringkali kurang mengetahui gagasan utamanya, sehingga kadang mereka tidak mengerti maksud dan tujuannya dalam mengerjakan sesuatu. Mereka sangat sulit belajar bila ada gangguan, karena biasanya pikirannya hanya terfokus pada satu masalah saja. Untuk mengatasi keadaan ini, sebaiknya orang yang memiliki cara berpikir secara Analitik belajar sendirian, baru bergabung dengan temannya untuk bersosialisasi setelah selesai belajar.

Seorang yang Analitik dominan dapat bekerja maksimal bila ada metode yang konsisten dan pasti dalam mengerjakan sesuatu, apalagi bila mereka bisa menciptakan sistem belajar sendiri. Untuk itu jadwal harian sangat membantu seorang yang Analitik merasakan adanya struktur dan hal-hal yang bisa diramalkan, sehingga mereka dapat menentukan dan memenuhi sasaran-sasaran yang jelas.

B. Global

Orang yang berpikir secara Global cenderung melihat segala sesuatu secara menyeluruh, dengan gambaran yang besar, namun demikian mereka dapat melihat hubungan antar satu bagian dengan bagian yang lain. Orang yang Global juga dapat melihat hal-hal yang tersirat, serta menjelaskan permasalahan dengan kata-katanya sendiri. Mereka dapat melihat adanya banyak pilihan dalam mengerjakan tugas dan dapat mengerjakan beberapa tugas sekaligus.

Orang yang berpikir secara Global dapat bekerjasama dengan orang lain, peka terhadap perasaan orang lain dan fleksibel. Mereka senang bekerja keras untuk menyenangkan orang lain. Senang memberi dan menerima pujian, bahkan mereka cenderung memerlukan lebih banyak dorongan semangat dalam memulai mengerjakan sesuatu. Mereka dapat menerima kritikan secara pribadi. Mereka akan mengalami kesulitan bila harus menjelaskan sesuatu setahap demi setahap. Orang yang memiliki cara berpikir secara Global dominan biasanya kurang memiliki kerapian, walau sebenarnya mereka memiliki keinginan besar untuk merapikannya, namun seringkali keinginannya kurang terlaksana. Untuk mengatasi hal ini sebaiknya mereka belajar untuk menyederhanakan sistemnya.

Pikiran orang yang Global dominan tidak pernah bisa terfokus pada satu masalah, pikirannya dapat pergi ke banyak arah sepanjang waktu. Apabila orang Global mengerjakan satu tugas, lalu ada tugas baru yang muncul, maka mereka akan mulai mengerjakan tugas kedua, meskipun tugas pertamanya belum selesai. Untuk mengatasi keadaan ini sebaiknya mereka bekerja sama dengan orang lain, dengan janji saling menolong dalam menyelesaikan tugas sebelum mengerjakan yang lain. Mereka akan mudah berkonsentrasi bila ada seseorang yang bekerja bersamanya. Penundaan merupakan godaan nyata bagi orang Global, mereka membutuhkan dorongan semangat untuk memulai tugas mereka.


BAB IV
Kesimpulan

A. Saran

Kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran sudah pasti berbeda tingkatnya. Ada yang cepat, sedang dan ada pula yang sangat lambat. Karenanya, mereka seringkali harus menempuh cara berbeda untuk bisa memahami sebuah informasi atau pelajaran yang sama.
Sebagian siswa lebih suka guru mereka mengajar dengan cara menuliskan segalanya di papan tulis. Dengan begitu mereka bisa membaca untuk kemudian mencoba memahaminya. Tapi, sebagian siswa lain lebih suka guru mereka mengajar dengan cara menyampaikannya secara lisan dan mereka mendengarkan untuk bisa memahaminya. Sementara itu, ada siswa yang lebih suka membentuk kelompok kecil untuk mendiskusikan pertanyaan yang menyangkut pelajaran tersebut.
Cara lain yang juga kerap disukai banyak siswa adalah model belajar yang menempatkan guru tak ubahnya seorang penceramah. Guru diharapkan bercerita panjang lebar tentang beragam teori dengan segudang ilustrasinya, sementara para siswa mendengarkan sambil menggambarkan isi ceramah itu dalam bentuk yang hanya mereka pahami sendiri.
Apa pun cara yang dipilih, perbedaaan gaya belajar itu menunjukkan cara tercepat dan terbaik bagia setiap individu bisa menyerap sebuah informasi dari luar dirinya. Karenanya, jika kita bisa memahami bagaimana perbedaan gaya belajar setiap orang itu, mungkin akan lebih mudah bagi kita jika suatu ketika, misalnya, kita harus memandu seseorang untuk mendapatkan gaya belajar yang tepat dan memberikan hasil yang maksimal bagi dirinya.
Tentu saja, sebelum kita sendiri mengajarkannya pada orang lain, langkah terbaik adalah mengenali gaya belajar kita sendiri. Pertimbangan ini yang seringkali kita lupakan. Dengan kata lain, kita sendiri harus merasakan pengalaman mendapatkan gaya belajar yang tepat bagi diri sendiri, sebelum menularkannya pada orang lain. Ada banyak alasan dan keuntungan yang bisa kita dapatkan bila kita mampu memahami ragam gaya belajar, termasuk gaya kita sendiri.
Kalangan tua, biasanya menyerap banyak pengetahuan tentang gaya belajar, berdasarkan pengalaman yang telah mereka lewati. Misalnya, mereka pernah bekerja, menjalani latihan militer, mendidik dan membimbing anak, dan sebagainya. Rangkaian pengalaman yang mereka lewati itu, sesungguhnya, adalah bagian dari cara mereka mendapatkan pelajaran berarti yang mungkin bisa kita serap untuk melihat seperti apa sebetulnya gaya belajar yang tepat bagi kita. Apa pun gaya yang akan kita pilih dan ikuti, hal terpenting yang tak boleh dilupakan: lakukan apa yang memang akan bermanfaat bagi Anda!
Ada beberapa tipe gaya belajar yang bisa kita cermati dan mungkin kita ikuti bila memang kita merasa cocok dengan gaya itu. Pertama, Gaya Belajar Visual (Visual Learners). Gaya belajar seperti ini menjelaskan bahwa kita harus melihat dulu buktinya untuk kemudian bisa mempercayainya.
Ada beberapa karakteristik yang khas bagai orang-orang yang menyukai gaya belajar visual ini. Pertama adalah kebutuhan melihat sesuatu (informasi/pelajaran) secara visual untuk mengetahuinya atau memahaminya, kedua memiliki kepekaan yang kuat terhadap warna, ketiga memiliki pemahaman yang cukup terhadap masalah artistik, keempat memiliki kesulitan dalam berdialog secara langsung, kelima terlalu reaktif terhadap suara, keenam sulit mengikuti anjuran secara lisan, ketujuh seringkali salah menginterpretasikan kata atau ucapan.
Untuk mengatasi ragam masalah di atas, ada beberapa pendekatan yang bisa digunakan, sehingga belajar tetap bisa dilakukan dengan memberikan hasil yang menggembirakan. Pertama adalah menggunakan beragam bentuk grafis untuk menyampaikan informasi atau materi pelajaran. Perangkat grafis itu bisa berupa film, slide, gambar ilustrasi, coretan-coretan, kartu bergambar, catatan dan kartu-kartu gambar berseri yang bisa digunakan untuk menjelaskan suatu informasi secara berurutan.
Gaya belajar kedua disebut Auditory Learners atau gaya belajar yang mengandalkan pada pendengaran untuk bisa memahami dan mengingatnya. Karakteristik model belajar seperti ini benar-benar menempatkan pendengaran sebagai alat utama menyerap informasi atau pengetahuan. Artinya, kita harus mendengar, baru kemudian kita bisa mengingat dan memahami informasi itu. Karakter pertama orang yang memiliki gaya belajar ini adalah semua informasi hanya bisa diserap melalui pendengaran, kedua memiliki kesulitan untuk menyerap informasi dalam bentuk tulisan secara langsung, ketiga memiliki kesulitan menulis ataupun membaca.


B. Implikasi
Ada beberapa pendekatan yang bisa dilakukan untuk belajar bila kita termasuk orang yang memiliki kesulitan-kesulitan belajar seperti di atas. Pertama adalah menggunakan tape perekam sebagai alat bantu. Alat ini digunakan untuk merekam bacaan atau catatan yang dibacakan atau ceramah pengajar di depan kelas untuk kemudian didengarkan kembali. Pendekatan kedua yang bisa dilakukan adalah dengan wawancara atau terlibat dalam kelompok diskusi.
Sedang pendekatan ketiga adalah dengan mencoba membaca informasi, kemudian diringkas dalam bentuk lisan dan direkam untuk kemudian didengarkan dan dipahami. Langkah terakhir adalah dengan melakukan review secara verbal dengan teman atau pengajar.
Gaya belajar lain yang juga unik adalah yang disebut Tactual Learners atau kita harus menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar kita bisa mengingatnya. Tentu saja, ada beberapa karekteristik model belajar seperti ini yang tak semua orang bisa melakukannya. Pertama adalah menempatkan tangan sebagai alat penerima informasi utama agar kita bisa terus mengingatnya. Kedua, hanya dengan memegang kita bisa menyerap informasinya tanpa harus membaca penjelasannya. Karakter ketiga adalah kita termasuk orang yang tidak bisa/tahan duduk terlalu lama untuk mendengarkan pelajaran. Keempat, kita merasa bisa belajar lebih baik bila disertai dengan kegiatan fisik. Karakter terakhir, orang-orang yang memiliki gaya belajar ini memiliki kemampuan mengkoordinasikan sebuah tim dan kemampuan mengendalikan gerak tubuh (athletic ability).
Untuk orang-orang yang memiliki karakteristik seperti di atas, pendekatan belajar yang mungkin bisa dilakukan adalah belajar berdasarkan atau melalui pengalaman dengan menggunakan berbagai model atau peraga, bekerja di laboratorium atau bermain sambil belajar. Cara lain yang juga bisa digunakan adalah secara tetap membuat jeda di tengah waktu belajar. Tak jarang, orang yang cenderung memiliki karakter Tactual Learner juga akan lebih mudah menyerap dan memahami informasi dengan cara menjiplak gambar atau kata untuk belajar mengucapkannya atau memahami fakta.
Penggunaan komputer bagi orang-orang yang memiliki karakter Tactual Learner akan sangat membantu. Karena, dengan komputer ia bisa terlibat aktif dalam melakukan touch, sekaligus menyerap informasi dalam bentuk gambar dan tulisan. Selain itu, agar belajar menjadi efektif dan berarti, orang-orang dengan karakter di atas disarankan untuk menguji memori ingatan dengan cara melihat langsung fakta di lapangan.

Daftar Pustaka
Prof. Dr. H. Hamzah B. Uno, M.Pd. 2008. Gaya Belajar di Indonesia, Jakarta: Bumi Aksara.
Dr. Wiyanto, M.Si. 2008. Gaya Belajar di Laboratorium, Semarang: UNNES Press.
Stronge, J.H.2008. Evaluating teaching. London: Corwin Press.
Scholes, R. 2009. Learning and teaching. Diambil dari sumber File://E\Kumpulan Jurnal\ Learning and Teaching.htm. @ 2003 by the Associstion of Departmens of English. All Rights Reserved. ADE Bulletin 134-135 (Spring-Fall 2003): 11-16.

Sawyer, R.K. 2007. Creative teaching: Collaborave discussion as disciplined improvisation. Journal of American Education Research Association, Volume 33, Number 2, 12-19.

Samana, A. 2010 . Profesionalisme keguruan. Yogyakarta: Kanisius.

Prihartono, Nurudin, & Sudaryanto.2010. Upaya meningkatkan keefektifan pembelajaran bahasa Inggris melalui kreativitas guru dalam merancang tugas-tugas komunikatif di SMA 2 Wonosari (penelitian tindakan kelas). Jurnal Penelitian dan Evaluasi, 1, 114-159.

Ghani, A.R.A., Hari, S., & Suyanto. (Ed). (2006). Evaluasi pendidikan: Konsep dan aplikasi. Jakarta: UHAMKA Press.(Ippank)

No comments:

Post a Comment